Harapan dan kenyataan

Assalamualaikum..
Postingan sebelumnya menanyakan kalau sudah lulus mau jadi apa? Sebenarnya ini pertanyaan saya juga sih. Saya sendiri kadang suka belum bisa memahami apa yang saya inginkan untuk kedepannya. Ini semua berubah.
Jadi, sebelum kenal dengan suami saya. Saya itu orang yang ambisius. Sangat ambisius. Saya sempat ikut kursus public speaking untuk bisa jadi mc. Jalannya, saya lebih belajar jadi mc dari cici dan caca yang punya cafe tempat saya kursus public.speaking. mereka memberikan saya kesempatan untuk jadi mc dibeberapa event yang mereka lakukan. Bahkan tandem dengan penyiar radio di bogor dulu. Ilmunya luar biasa. Saya malah ga mau kuliah awalnya. Karena mau belajar tentang public speaking itu menurut saya tidak hanya sekedar belajar di kampus. Saya lebih paham ketika bekerja langsung kelapangan. Saya tahu apa yang boleh apa yang tidak ketika membawakan acara.
Namun, mama saya bilang kalau mama saya aja s1 masa saya hanya sma. Oke, saya cari kuliah yang masih berhubungan dengan bicara. Apa ya? Saya buta akan hal itu. Jujur, karena jaman sma saya kan di analis kimia. Jadinya hanya tau apa yang berhubungan dengan kimia, entah teknik kimia,kimia lingkungan, dll. Terus kenapa jadi ke komunikasi? Karena saya sakit. Dan dokter paru-paru menyarankan saya keluar dari dunia kimia. Apa saya sedih? Ga juga. Saya happy ketika belajar hal baru.
Saya pilih ikut spmb. Nyoba-nyoba waktu itu sekaligus liat-liat macam-macam fakultas yang berhubungan dengan komunikasi atau bicara. Ga tau kenapa pilihan saya jatuh ke sastra jerman dan komunikasi UI. Lulus? Ya ga lah. Saya ga belajar ips selama sma kecuali sejarah. Jadi manalah saya bisa lulus spmb. Terus nyari universitas swasta dong. Yang deket dan harga bersahabat. Karena mama saya membesarkan saya dan adik saya sendiri. Jadi saya harus tau diri.
Papa saya saranin masuk jayabaya. Ternyata jauh banget ya di cempaka putih. Saya ikut tesnya tapi ga mau masuk situ. Nanti saya cape di jalan. Akhirnya pilihan jatuh di gunadarma. Duh mana mantan saya di sini juga lagi tali jurusan Manajemen informatika. Lalu jurusan apa yang saya ambil? Dulu yang bikin saya tertarik jurusan psikologi. Ya sudah, saya daftar di gunadarma.
Ternyata kuliah itu merubah semuanya. Saya jadi lebih extrovert. Lebih banyak kesempatan saya usaha di sini. Saya jualan pulsa, kaos, alat makeup dll. Sampai pernah saya jualan buku untuk teman-teman saya sekelas. Saya beli langsung dari penerbit. Teman-teman saya dapat harga lebih murah, saya dapat buku gratis walau second tapi masih bermanfaat. Dan dapat fee dari penerbit juga. Saya juga ga mau menyianyiakan waktu kuliah saya yang hanya sebentar,hanya untuk jalan-jalan dengan teman. Saya ikut beberapa MLM.
Saya ikut oriflame (ini sampai tahap manajer dan menginap di hotel bintang 5 free) , ada avion, dll. Dengan ikut MLM saya banyak ketemu teman baru dan tahu sulitnya berbisnis. Ternyata cara licik itu banyak. Hahaha. Ini bikin mata saya terbuka sih, wah ternyata yang baik bisa jadi licik kalo urusan uang. Dan ada orang yang tetap ikhlas kasih kita ilmu meski kita ga banyak belanja ke dia yang penting kita langganan.
Saya banyak habisin waktu cari uang sambil kuliah dulu. Terus tiba-tiba ketemu sama suami saya.
Ya saya tetap hobi cari uang sih. Tapi setelah saya nyaman dengan dia kok saya ga kepikiran macam-macam kaya mau kerja keluar negri atau keluar kota atau jadi terkenal atau jadi kaya. Waktu jalanin hubungan dengan suami saya dulu pikiran saya mau bahagia. Hahahaha.. Dia tuh kaya mimpi yang terwujud. Ga sempurna tapi nyaman dan bahagia.
Angan-angan saya berubah mau jadi perempuan yang bisa merawat suami dan anak. Hidup sederhana dan bahagia sampai kakek nenek. Ya, seperti mimpi saya melihat cucu-cucu kami main di halaman rumah. Kami memandangi mereka sambil duduk menikmati senja. Itu yang jadi mimpi saya sekarang. Itu yang saya usahakan sekarang. Tetap berkarya, namun tetap punya kuantitas waktu yang lebih banyak untuk keluarga. Sisi maskulin ku berangsur pergi berganti hasrat keibuan.. hahahaha…
Mungkin saya ga paham kemauan saya atau saya ingin jadi apa ya karena kekurangan figur. Selama ini mama saya ya berusaha keras untuk hidup saya dan adik. Itu membuat saya punya sisi maskulin dan keinginan ambisius untuk hidup layak.
Hidup layak ya seperti bisa punya sesuatu yang dibanggakan. Punya harta agar mama sayabga cape lagi cari uang buat saya.
Ternyata di alam bawah sadar saya, saya ingin punya hidup normal. Normal di sini adalah menjadi wanita, dimanja, dikasihi, dibimbing, dicintai. Hidup normal itu ternyata sederhana.
Saya tetap mewujudkan mimpi untuk hidup layak. Tapi tidak sengoyo waktu single. Saya tetap nge mc, tetap terima job apa saja, tetap jualan. Hanya saja pulangnya jalan sama suami. Sampai akhirnya memutuskan menikah, job mc ga pernah ada lagi, jualan tiba-tiba sepi. Tapi apa saya sedih, ga juga. Karena saya tetap bahagia dan hidup layak dengan segala cara Allah.
Saya tetap bermimpi, tapi mimpiku bersama keluargaku. Saya tetap berusaha mencapau cita-cita, tapi tetap tidak lupa cinta.
Hidup itu begitu ya. Ada yang hilang, ada yang datang.
jujur saya kangen nge mc lagi. Tapi saya yakin kalau ada niat, semua pasti ada jalan. Entah kapan.. semoga segera..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERIKSA DOKTER GIGI DI CIBINONG

Periksa kandungan di Cibinong

Hamil anak kedua. Alhamdulillah..